Jalan-jalan rame rasanya~

by - September 29, 2018

Hmm mumpung lagi punya mood buat nulis, saya mau nulis pengalaman saya dan teman-teman dua tahun yang lalu, lebih tepatnya tahun 2016 ketika kami mengikuti Konferensi RRPG di Johor Bahru.

Jadi waktu itu saya dan teman-teman sekelas saya sedang melaksanakan Kerja Praktik. Kerja Praktik di jurusan saya dilakukan selama 3 bulan jika KP dilakukan di lingkup Jawa Tengah, dan boleh dilakukan hanya selama 2 bulan jika dilakukan di luar Jawa Tengah. Saya dan partner KP saya, Novi akhirnya memilih untuk KP di Bappeda Kota Metro dengan proyek Peninjauan Kembali RTRW Kota Metro tahun 2011-2031. Karena KP dilakukan di Kota Metro, yang berarti KP dilakukan di luar Jawa Tengah, kami hanya wajib menjalankan KP selama 2 bulan.

Singkat cerita di tempat Kerja Praktik, kami sibuk dengan tugas PK RTRW dan paper, karena waktu itu kami ingin ikut Konferensi Internasional RRPG di Johor Bahru. Saya, Novi, Putri, Andra, dan Nelli sudah berencana untuk ikut konferensi tersebut setelah dosen kami memberi motivasi untuk ikut acara tersebut dan menjadi presenter agar akomodasi di sana ditanggung oleh panitia. Jadi, kami hanya fokus di biaya transportasi saja. Saat itu memang ketentuan bagi presenter akan dibebaskan akomodasi di sana. Bahkan fee untuk pendaftaran juga tidak ada. Waktu itu kami masih berada di semester 5, penelitian kami belum banyak, jadi saya dan beberapa teman saya sebenarnya hanya mengandalkan data dari Studio Proses Perencanaan yang kami kumpulkan di semester 4. Bermodalkan motivasi akomodasi gratis dan pengalaman mengikuti konferensi internasional di negara tetangga, kami semangat sekali mengerjakan paper.

Setelah H-1 bulan kegiatan, ternyata hanya saya, Nelli, dan Novi yang akhirnya tetap ikut karena dua teman saya membatalkan niatnya karena beberapa alasan. Sebenarnya saya dan Novi juga ragu, kami sudah membayangkan harus presentasi menggunakan bahasa inggris dan hal itu cukup menakutkan, sebenarnya. Apalagi tema kami cuma yang 'gitu-gitu aja' dan ternyata biaya ke sana cukup mahal juga. Tapi waktu itu saya mikir  "Ya udah lah jalani aja, justru buat latihan. Kalo takut terus kapan latihannya?" Berbekal semangat kapan lagi dapat akomodasi gratis dan latihan presentasi di depan orang banyak, akhirnya kami bertiga memutuskan buat lanjut terus pantang mundur. Kami bahkan sudah berencana untuk mampir Singapura dulu baru kemudian ke Johor Bahru karena tiket pesawat lebih murah ke Singapura dan sekalian bisa jalan-jalan sebentar kan di sana. (Fyi tahun-tahun selanjunya ketentuan dirubah, presenter juga membayar biaya akomodasi dll. Jadi, di tahun 2017 kami senang karena telah mengambil kesempatan itu karena di tahun selanjutnya sudah tidak gratis wkwk)

Jeng jeng jeng, setelah kami memilih penginapan di SG yang (sangat) murah dan tiket pesawat, Novi dengan rajin sudah membuat itenary dan prediksi kira-kira kami akan menghapiskan berapa banyak duit. Karena waktu itu kami benar-benar sedang di dalam kondisi 'bokek' hampir semua destinasi yang akan kami tuju gratis, pun kalau bayar pasti yang harganya murah. 

Hari H, seingat saya kami berangkat hari Jumat, 12 Agustus 2016. Saya dan Novi berangkat dari Bandar Lampung sekitar pukul 06.30 dan sampai di SG pukul 14.00, sedangkan Nelli berangkat dari Semarang. Nah, setelah ini beberapa hal lucu mulai terjadi wkwkw. Nelli dari Semarang membawa Ot* (brand ayam goreng di Tembalang) untuk makan malam kami supaya kami tidak perlu membeli makan malam di sana, karena kami tau pasti harganya mahal. Saya ngga habis pikir kenapa kami sampai segitunya ya berusaha untuk menghemat wkwkw. Oh iya, saya dan Novi sudah sampai duluan, dan kami sudah terlebih dahulu ke penginapan. Penginapan kami di Little India, dan karena penginapan kami itu penginapan kecil, ternyata dari stasiun lumayan jauh. Kami berjalan jaaaauh dan benar-benar capek karena ketika naik MRT juga harus naik turun tangga yang berlapis-lapis. Oh iya, sebelum kami naik MRT kami juga membeli Singapore Tourist Pass (STP). Proses membeli STP ini drama banget dan menguras tenaga, karena kami hampir muter-muter bandara cuma buat beli STP. Ya, salah kami juga sih kenapa kurang pintar padahal sebenarnya counter yang jual STP sudah kami lewatin beberapa kali. Intinya, perjalanan ke penginapan sangat melelahkan karena drama beli STP, drama naik MRT dan nyeret koper, sampai jalan lumayan jauh ke penginapan. 
                               Ini penampakan STP yang hadeh bikin kami capek banget wkwkw


Sampai penginapan, jeng jeng jeng, satu kamar ada 8 orang, and we were okay with that, actually. Cuman ternyata oh ternyata kamarnya bau huhuhu. Jadi memang salah satu dari kami (orang yang menginap) ada yang memakai entah apa namanya sejenis rempah-rempah yang mungkin dipakai untuk parfum? Idk but the smell was REALLY BAD. Waduh, waktu itu mood kami benar-benar jelek, saya sama Novi sama-sama kelelahan, lapar, dan mungkin setengah jam kemudian kami beranjak lagi berangkat untuk menjemput Nelli. Sebenarnya kalau tidak ada drama kelamaan cari STP mungkin kami juga tidak akan terburu-buru langsung ke bandara lagi untuk mejemput Nelli. Setelah sampai di Bandara kami duduk dan mungkin satu jam kemudian baru Nelli sampai, karena pesawat Nelli delay. Waduh, kami makin-makin capek tuh. Dan ternyata kalau badan kita capek, pemandangan indah di bandara dan di daerah sekitar ngga terlalu bikin kami senang wkwk. Oh iya, akhirnya kami bertiga ketemu, dan Nelli cerita kalau tadi sempat dikira orang Vietnam wkwkw. setelah kami bertiga kumpul, langsung lah kami balik ke penginapan. Sesampainya di sana kami makan malam dengan ayam Oti  dan coba tebak apa? Yak, Nelli pusing sama bau di kamar itu huhuhu. Keadaan makin memburuk waktu AC kamar bocor, dan posisinya saya di bawah AC langsung. Padahal saya adalah orang ndeso yang ngga kuat AC, jadilah tuh saya antisipasi tidur dengan jaket dan baju tebal. Oh iya, karena AC bocor mau sholat di kamar juga ngga nyaman. Makin pusing lagi waktu air kamar mandi meluap. Ya Allah ya Rabbi, itu sih yang paling bikin saya nyesel pilih penginapan itu. Tapi kami bertiga juga agak maklum karena memang harga sewanya murah :(
Btw dari situ kami belajar kalau mau traveling tuh, carilah penginapan yang nyaman. Jangan nyari yang murah banget kalau ternyata pelayanannya malah bikin makin capek. Mahal dikit gapapa deh, tapi jelas bikin nyaman dan enak buat istirahat. Dan ternyata, mba-mba di bawah bed Nelli itu, dia menyewa bed itu. Jadi, si mbanya tuh kaya ngekos, tapi ngekosnya di shared room itu, di bed itu aja. Kami baru tau aja, ternyata di shared room itu ada orang ngekos wkwkw :(
                      Foto di hari ke-2 di SG, ngga nyambung sama cerita tapi gapapa ya diupload

Hmm udah ya, bersambung dulu ceritanya 
Cerita traveling super hemat akan dilanjut di post selanjutnya 

You May Also Like

2 komentar

  1. malam terakhir di penginapan serasa mau mati kedingin euyy... Udah nangis jangan-jangan aku berakhir malam itu. Ndeso banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu kan dulu sampai masuk angin ya Nop? :")
      Jadi motivasi kita nih buat ke sana lagi tapi dengan kondisi yang lebih baik wkwkw
      Yuk kita aamiin-in dulu

      Hapus